news

2023-10-27

How sustainable is biodegradable packaging?

Seiring dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, biodegradable packaging atau kemasan yang dapat terurai secara alami telah menjadi pilihan utama bagi banyak perusahaan. Namun, seberapa berkelanjutannya biodegradable packaging ini? Apakah benar-benar memberikan solusi yang baik untuk mengurangi dampak negatif limbah kemasan?

Biodegradable packaging mengacu pada kemasan yang dapat terurai secara alami menjadi bahan organik dalam waktu tertentu, biasanya dalam hitungan bulan hingga beberapa tahun. Kemasan ini sering kali terbuat dari bahan alami seperti pati, tanaman, atau serat. Salah satu alasan mengapa biodegradable packaging semakin populer adalah karena dapat mengurangi jumlah limbah plastik yang berasal dari kemasan konvensional.

Sekilas, biodegradable packaging mungkin terlihat sebagai solusi yang ideal untuk mengurangi limbah. Namun, sebenarnya ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi berkelanjutan dari kemasan ini. Salah satu hal utama adalah bahan pembuatannya.

Bahan alami yang digunakan dalam biodegradable packaging sering kali berasal dari pertanian. Ini berarti bahwa penggunaan bahan ini juga membutuhkan lahan pertanian yang luas, pemupukan, dan penggunaan pestisida untuk menghasilkan bahan baku yang diperlukan. Jika tidak dikelola dengan baik, ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan melalui deforestasi, penggunaan air yang berlebihan, dan polusi dari penggunaan pestisida.

Selain itu, produksi biodegradable packaging juga memerlukan energi dan sumber daya. Proses pencampuran, pemrosesan, dan pembentukan bahan menjadi kemasan membutuhkan sumber energi yang besar. Jika energi yang digunakan berasal dari sumber non-terbarukan seperti pembangkit listrik berbasis fosil, maka dampak lingkungan dari kemasan ini dapat menjadi kontraproduktif.

Kemudian, sebagian besar biodegradable packaging harus terurai di lingkungan yang memiliki kondisi khusus agar dapat menguraikan dengan baik. Jika kemasan ini tidak disimpan atau dibuang dengan benar, maka mereka mungkin bahkan tidak terurai dengan baik atau malah menimbulkan masalah baru. Misalnya, dalam kondisi sampah yang padat, seperti di tempat pembuangan akhir yang terkurung udara atau tanah yang tidak memiliki akses ke mikroorganisme pengurai, biodegradable packaging tidak akan terurai dengan cepat atau bahkan tidak terurai sama sekali.

Selain itu, sering kali tidak ada standar atau definisi yang jelas tentang apa yang dianggap sebagai biodegradable packaging. Sebagai hasilnya, ada banyak produk di pasar yang menyatakan diri mereka sebagai biodegradable, tetapi sebenarnya mereka hanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk terurai dibandingkan dengan kemasan konvensional. Dalam banyak kasus, biodegradable packaging hanya terurai dalam kondisi tertentu seperti panas tinggi atau kondisi alami yang sulit ditemukan.

Oleh karena itu, penting bagi konsumen dan perusahaan untuk melihat lebih dalam dan memahami apa yang sebenarnya terjadi pada biodegradable packaging. Langkah-langkah seperti mengurangi penggunaan kemasan secara keseluruhan, mendaur ulang kemasan yang ada, dan mencari bahan baku yang benar-benar ramah lingkungan adalah beberapa pendekatan yang lebih berkelanjutan untuk mengatasi masalah limbah kemasan.

Kesimpulannya, biodegradable packaging bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan kemasan konvensional dalam hal mengurangi limbah. Namun, ketika mengevaluasi keberlanjutannya, perlu diperhatikan faktor seperti sumber bahan, energi yang digunakan dalam produksi, kondisi penguraian, dan klaim produk yang mungkin tidak terbukti secara akurat. Penting bagi kita untuk terus mencari solusi yang lebih baik dan berkelanjutan dalam mengelola limbah kemasan agar dapat tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

message

Take a minute to fill in your message!

Please enter your comments *